kemppong deh sok tahu pandai berkelit
Sok tahu, pernah enggak sih kamu nemuin orang yang kayak gitu? Menurut kamu, nyebelin enggak sih orang sok tahu itu??? Ya, pastilah ya….
Lalu, gimana coba menghadapi orang-orang yang sok tahu? Apa perlu mereka dihindari? Ada enggak sih hal positif dari mereka?
Huh, nyebelin banget punya teman yang sok tahu! Apa pun yang kita bicarakan dan lakukan, selalu aja disambar dan dia ikut campur. Kalau udah ngomong, si OST itu benar-benar sudah seperti menguasai dunia!
Ngomongin soal orang sok tahu, tentunya berhubungan dengan yang namanya sifat dan hobi mereka, plus pengaruh lingkungan juga. Umumnya, orang sok tahu itu ada di mana-mana, tanpa dibatasi waktu. Mereka itu seperti virus, ada di saat yang tidak diinginkan dan efeknya mengacaukan suasana.
Kalau menengok kehidupan orang sok tahu, mereka cenderung tergolong orang yang kurang perhatian. Akibatnya, lewat sikap sok tahu itu, mereka mencoba mencari perhatian orang lain. Coba deh tengok orang-orang di sekitarmu dan temukan orang-orang sok tahu di sekitarmu!!! Udah nemu?
Pandai berkelit
Nah, di bawah ini ada cerita dari Alif, siswa SMKN 1 Magelang, Jawa Tengah, yang mendapat imbas akibat sikap sok tahu. OST-nya itu tak lain ya dia sendiri.
”Suatu waktu aku ngeblong di bangjo (abang ijo, sebutan untuk lampu pengatur lalu lintas di Jawa Tengah). Awalnya aku melihat dari jauh lampu masih hijau, eh enggak tahunya pas lewat, lampu langsung berubah menjadi merah,” begitu Alif memulai kisahnya.
Dia nyantai saja karena sudah telanjur, eh pak polisi rupanya ngikutin dia, dan dengan kalimat yang singkat dan langsung menghentikan laju kendaraan Alif. Ia digiring ke kantor polisi dan selanjutnya ”diinterogasi”.
”Siapa nama kamu? Alif, jawabku. Polisi itu lanjut bertanya perihal SIM. Ya dengan santai aku jawab kalau belum punya SIM. Di mana rumahmu? Kujawab saja kalau rumahku di belakang Panca Arga. Pikirku, dengan begitu polisinya bisa meringankan denda berhubung Panca Arga itu kampung yang lokasinya dekat pos polisi, he-he,” katanya.
”Eh, malah aku dimintai denda Rp 60.000. Spontan aku bilang, jangan segitu, Pak. Terus kamu maunya berapa? Kujawab balik, ya pokoknya jangan sampai segitu. Aku minta keringanan, Pak. Wong Bapak tahu sendiri aku masih pelajar.”
Saat itu ada polisi lain datang dan bertanya ke temannya. ”Kenapa ini?” ”Dia melanggar, tapi enggak mau didenda.” ”Pelanggarannya apa?” ”Enggak punya SIM dan nerobos bangjo.”
”Polisi yang baru datang itu tanya sama aku, kamu rumahnya di mana? Aku diam saja. Eh, malah aku dimintai kartu identitas. Polisi itu lalu omong, oh, kamu cah Sawangan toh.”
Alif mengangguk-angguk, sadar ketahuan sudah bohong sama polisi yang satu. Polisi yang bersangkutan pun menyadari ketidaksamaan alamat rumah yang Alif berikan kepadanya dengan yang tercantum di kartu identitas.
”Loh, katanya kamu rumahnya di belakang Panca Arga?” Polisi yang belakangan datang bilang, ”Gimana caranya dia tinggal di belakang Panca Arga, wong di daerah itu tidak ada perumahan.”
”Gedubrak.... Keringat dinginku keluar. Aku enggak tahu lagi mau omong apa. Ini gara-gara aku sok tahu,” begitu cerita Alif.
Mudah emosi
Lain lagi pengalaman Tika tentang temannya yang OST. ”Di kelas, aku punya seorang teman, sebut saja si J. Dia selalu membuat teman-teman sebal dan resah gara-gara sikapnya yang sok tahu,” katanya.
Setiap presentasi hasil diskusi, si J selalu bertanya yang aneh-aneh dan berbelit-belit sehingga membuat teman yang sedang presentasi menjadi bingung. Padahal, dia sudah paham dengan apa yang dipresentasikan.
Tiba waktunya buat dia presentasi. Ketika ada teman yang bertanya karena tidak mengerti atau memberi saran, Emosinya meluap-luap.
”Hasilnya, dia marah-marah dan mengata-ngatain teman yang bertanya atau yang memberi saran itu. Dia bilang, mereka sebenarnya sudah mengerti apa yang dia jelaskan, namun sengaja mengetes pemahamannya. Ini memancing emosinya,” cerita Tika.
Kamu termasuk OST enggak ya?
Tim penulis: Suriah (Sanggar Teratai YKAI Indramayu), Tika Wahyuni Rahajaan (Yayasan SIRaN Maluku), Alif Adriyan (Rumah Pelangi Magelang), Nurwahidah (Rumah KaMu Makassar), Marlia Utami (Comviro Derawan)
Label:
IPNU
Posting Komentar