Bahkan MA Darulhikam membudayakan untuk literasi agama dengan membiasakan tadarus dan khataman baik ustadznya maupun muridnya. Dari kegiatan tersebut secara berjamaah bisa mengkhatamkan Al-Qur'an dengan cepat. Ada yang khatam lebih dari satu kali dalam satu bulan. Walaupun kalau kita kaji lebih dalam, tadarus tidak bisa hanya dimaknai dengan “membaca” Al-Quran, tetapi mempelajari, meneliti, menelaah, mengkaji, dan mengambil pelajaran dari wahyu Allah Swt.
Aktivitas literasi agama berbentuk darusan ini yang di kenal dengan tadarus literasi justru merupakan aktivitas literasi yang sesungguhnya. Karena dalam memahami Al-Qur'an tentu kita melalui proses mempelajari, meneliti, menelaah dan mengkaji serta mengambil pelaran dari wahyu dan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt, baik yang termaktub dalam Al-Quran maupun mengkaji tanda-tanda kebesaran Allah Swt melalui pengamatan dan perenungan dari alam sekitar.
Tadarus literasi bisa jadi memiliki potensi pahala yang lebih besar dari tadarus Al-Quran yang dalam konteks sekedar “membaca” tanpa memahami, merenungi, mengkaji, dan menghayati isi dari apa yang dibaca.
Karena aktivitas membaca/menelaah dan menulis adalah aktivitas yang didahului dengan membaca, sedang membaca adalah aktivitas yang diperintahkan di dalam Al-Quran. Bukan hanya sekedar membaca akan tetapi membaca yang dibarengi dengan perenungan, pengkajian dan penghayatan. Maka aktivitas literasi menjadi aktivitas yang tidak boleh dilewatkan begitu saja bahkan menjadi perhatian lebih terutama oleh Bapak Kepala Madrasah Aliyah Darulhikam Kudus Drs. H. Ruba'i.
Di abad 21 ini Kami menyadari Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, dan auditori. Terutama darus Al-Qur'an harus sebagai pembiasaan dan dasar dalam berliterasi barulah literasi informasi.
Posting Komentar